Jumat, 27 April 2012

Masalah-masalah Kejiwaan


Fobia
Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti ular atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.


Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
  • afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
  • agoraphobia - takut pada lapangan
  • antlophobia — takut akan banjir.
  • bibliophobia - takut pada buku
  • caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
  • cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.
  • claustrophobia - takut akan naik lift.
  • dendrophobia - takut pada pohon.
  • ecclesiophobia - takut pada gereja.
  • felinophobia - takut akan kucing.
  • genuphobia - takut akan lutut.
  • hydrophobia — ketakutan akan air.
  • hyperphobia - takut akan ketinggian
  • iatrophobia - takut akan dokter.
  • japanophobia - ketakutan akan orang Jepang.
  • lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
  • necrophobia - takut akan kematian.
  • panophobia - takut akan segalanya.
  • photophobia — ketakutan akan cahaya.
  • ranidaphobia - takut pada katak.
  • schlionophobia - takut pada sekolah.
  • uranophobia - ketakutan akan surga.
  • xanthophobia - ketakutan pada warna kuning.
  • arachnophobia - ketakutan pada laba-laba.
  • lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran.
 Sumber Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Fobia

Persahabatan 7 Nada


PERSAHABATAN 7 NADA

Entah pukul berapa hari kini. Telah berkali-kali kudengar denting jam. Mungkin sudah tengah malam. Namun aku tak mau berpusing tuk memikirkan waktu. Sekelebat rasa menyelimuti sukma. Duduk terdiam, termangu, dibibir jendela kamar. Perlahan butiran-butiran hangat meluncur dari pelupuk mata. Fikir ini terbang melayang. Terbayang bagaimana hati ini dapat terasa semakin tersiksa. Luka yang membekas telah tertoreh begitu dalam. Sulit bagiku tuk memupuskan. Sama halnya dengan segenap jiwa dan raga yang bersi keras meninggalkan kenangan. Namun nyatanya. . .terlalu perih tuk menghilangkan. Dan masih dengan angan yang semakin dalam menerobos kenangan, terdengar dan sayup-sayup dari lisannya yang telah menorehkan luka di hati ini!. Perih hati ini.
“Ti nanti pulangsekolah jangan langsung pulang yaa…..”, bujuk Mia padaku. “mau ngapain?”, balasku, “biasa curhat”, timpal Mia. Dan begitulah Mia. Akhir-akhir ini dia selalu memintaku untuk mendengarkan ceritanya, juga dia meminta nasihat-nasihat dariku. Bukanya aku mau sombong, aku memang dijadikan tempat untuk curhat dikala teman-temanku membutuhkannya. Dan menurut mereka ucapan-ucapan ku memang benar-benar berarti. Ah… tapi aku tak mau ambil pusing, mungkin mereka memang benar-benar nyaman denganku. Saat bel sekolah berdering, Mia langsung menghampiriku. Dan seperti biasanya yang ia ceritakan ya tentang Gita. Ya… Gita. Gita juga sahabatku. Dan aku bersahabat berenam. Aku, Mia, Gita, Viny, Michel, dan Yasmin telah berteman sejak tiga tahun lalu. Dan akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang timbul dalam persahabatan kami.
Awalnya, masalah ini timbul karena perubahan sikap Gita. Aku pun merasakan hal yang sama dengan yang sahabat-sahabatku rasakan. Semenjak Gita mendapatkan jabatan bergengsi di sekolah, sikapnya berubah total !! Dan seisi sekolah cerita tentang peubahannya Gita padaku. Bahkan orang yg tidak dekat dengan Gita sekalipun merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan. Semua orang cerita ini dan itu tentang perubahan Gita. Tapi aku, Mia, Viny, Michel, dan Yasmin yakin kalau Gita bukan tipe orang yang seperti itu. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak menceritakan tentang semua ini pada Gita. Dengan alas an kami tidak mau menyakiti hatinya. Kamipun bersepakat untuk memancing-mancing Gita agar merubah sifatnya. Namun yang terjadi judtru sebaliknya, Viny mendukung sikap Gita dan dia menceritakan semua hal pada Gita. Hingga hubungan persahabatan yang terjalin 3 tahun seperti tak pernah terjadi. Hancur berantakan !!
Aku, Mia, Yasmin, dan Michel merenungkan awal dari persahabatan kami. “hanya kenangan!!”, ujarku membuyarkan lamunan. Dan memang benar, hal itu hanya akan menjadi kenangan dengan melihat perseteruan diantara kami. Tiba-tiba Gita dating diikuti Viny dibelakangnya. “Cukup! Maksud lo semua apa?hah?”, bentak Gita. “maksud lo apaan sih Ta?”, Tanya Mia. “Ga usah pura-pura bego deh lo! Buat apa sih selama ini lo semua nusuk gue dari belakang? Buat apa?”, ujar Gita masih dengan nada membentak, “o piker gue ga tau apa yang lo semua lakuin sama gue? Makanya kalo mau maen yang bersih dong!”, lanjut Gita dengan nada mengejek. “Cukup Ta, selaku, “Sebelumnya sorry kalo selama ini kita memperlakukan lo kaya gini. Mungkin lo ngerasa kita nusuk lo dari belakang. Tapi asal lo tau, kita ngelakuin ini beralasan. Kita mau nunjukin sama semua orang kalo Gita sahabat kita, sahabat kita itu ga seperti yang mereka fikir. Lo semua ga pernah tau apa yang mereka semua omongin tentang lo? Tapi kita tahu, terutama gue, gue tau apa yang mereka semua bilang ke gue, bukan sama lo. Gue ga pernah cerita tentang ini sama lo karna gue takut lo bakalan sakit hati. Tapi gue juga ga bisa ngebiarin cerita-cerita itu beredar di anak-anak, image lo bakalan ancur. Dan kita ga pengen itu terjadi. Sampai akhirnya kita mutusin untuk mincing-mancing lo supaya lo beruabah. Gue pengen nunjukin sama semua orang kalo Gita itu ga seperti apa yang mereka fikir. Dan gue pengen bilang “ini loh Gita!”. Tapi apa? Semua usaha kita GATOT!! (gagal total). Lo malah nganggep kita muna, musuh dalam selimut, dan tuduhan-tuduhan lo yang lain’.
“Bilang aja lo sirik!”, timpal Gita masih dengan nada menantang,
“Sirik? Buat apa gue sirik? Gue sama sekali ga pernah sirik sama lo! Sirik sama jabatan lo? Buat apa? Popularitas? Gue ga butuh popularitas. Jadi buat apa gue sirik? Ayolah Ta. . . coba lo fikir! Kalo kita sirik sama jabatan lokenapa kita ga dati dulu aja ngelakuin hal itu?”, jawabku dengan terengah.
Kembali butiran hangat membasahi pipi, dan kali ini kami berenam. Tak ada kata yang dapat melukiskan siang ini. Senyap! Kami sibuk dengan alam bawah sadar kami masing-masing. Hanya suara sesegukan dari tangis yang terdengar. Selagi ku mencoba kembali dari khayalku, terdengar suara parau berkata “maaf” dan suara itupun semakin nyata “Sisty . . . maafin gue! Temen-temen maafin gue! Gue emang egois!”, ujar Gita membuyarkan lamunan. “Sekarang bukan saatnya saling menyalahkan” ujarku.
Senyum mengembang tercipta diantara kami disertai dengan pelukan hangat. Dalam pelukan hangat. Dalam pelukan ku berucap, “kalian tau persahabatan tujuh nada? Apa artinya re tanpa mi? apa artinya mi tanpa fa? Apa artinya fa tanpa sol? Apa artinya sol tanpa la? Apa artinya la tanpa si? Begitu juga persahabatan ini, yak an?”. “tapi kayanya ga pas deh kita kan Cuma berenam” canda Michel disahut dengan gelak tawa.
Banyak hal di dunia ini yang tak dapat kita mengerti. Sekeras apapun kita untuk mengerti, pada akhirnya kita kan menemui kebuntuan. Dan banyak pula dari bagian hidup kita yang tak dapat kita mengerti. Karena tak sepatutnya kehidupan itu di mengerti. Jalanilah kehidupan! Karena kehidupan hanya patut dijalani bukan untuk dimengerti.


Hikmah :
Kebaikan : “Menyelasaikan masalah dengan kepala dingin, bukan dngan emosi, membingbing kita agar kita mampu mengabil cara yg baik dalam menghadapi masalah, menjaga perasaan orang lain dalam berbicara maupun bersikap, memahami perasaan orang lain, dan bijaksana dalam mengambil sikap”.
Kejelekan : “berburuk sangka kepada sahabat-sahabatnya, terlalu egois dan ingin menang sendiri, tidak bisa dipercaya, dan juga selalu takabur”.



Kesimpulan :
            Dalam hidup kita memang selalu dihadapkan dalam sebuah masalah, tapi semua itu semata-mata hanya membuat kita semakin dewasa. Kita dituntut agar mampu menjaga dan memahami perasaan orang lain agar orang lain yang berada disekitar kita tidak merasa tersinggung. Dalam persahabatan begitu banyak warna ada suka, duka, bahagia, canda, tawa, maupun tangisan. Namun semua itulah yang membuatnya indah, yang menjadikan kita bersatu, mengerti satu dengan yang lainnya.

Tugas PUISI


Puisi pengharapan
Hanya Satu
Hanya satu pintaku
Tuk memandang langit biru
Dalam dekap seorang Ibu

Hanya satu pintaku
Tuk memandang langit biru
Dipangkuan seorang Ayah

Apabila ini hanya sebuah mimpi
Ku selalu berharap dan tak pernah terbangun
Hanya satu pintaku tuk memandang langit biru
Dipangkuan Ayah dan Ibu

Puisi Cinta
Penantian Cinta
Saat terindah bersamamu mengukir bahagia menghiasi hari-hariku.
Pesona indahmu membekas direlung kalbu.
Tutur katamu, bahasa santunmu, bukti akan kecantikan hatimu.
Tingkah manjamu slalu membuatq tk bisa tuk berpaling darimu.
Namun kini kau tlah menghilang entah kemana. 
Ilalang dan daun yang gugur pun tak tahu kau dimana.
Apalagi aku hanya seorang pecundang.
Yang hanya bisa menunggumu tanpa arah dan tujuan.


Puisi  Keagungan
Tuhan, semua yang aku dengar
Di alam raya ini, dari ciptaanmu
Kicauan burung, desiran dedaunan
Gemericik air pancuran
Senandung burung tekukur
Sepoian anging,gelegar guruh
Dan kilat yang berkejaran
Kini
Aku pahami sebagai petanda
Atas keagunganmu
Dan
Sebagai kabar berita bagi manusia
Bahwa tidak satupun ada
Yang menandingi Mu